Peluang Bisnis

Membasmi Terorisme di Indonesia

Membasmi Terorisme di Indonesia
Oleh : Ferry MarinusKabarIndonesia -

Teroris membunuh orang tidak berdosa, tidak ada kaitannya dengan agama apapun, termasuk agama Islam. Terorisme adalah gerakan anti kemanusiaan, gerakan politik yang menyalahgunakan agama untuk mencederai manusia. Korban karena ulah teroris telah menimpa berbagai negara dan masyarakat. Karena itu, adalah kewajiban kita semua untuk membasmi terorisme di Indonesia.

Kemelut yang dihadapi bangsa masih menggunung. Oleh karena itu, jangan diperkeruh dengan mengulangi kesalahan masa lalu: menjadikan umat Islam sebagai seteru alias terdakwa dan tersangka.

Umat Islam dengan semangat baru sebagai "garda baru" seharusnya tidak terpengaruh, tapi terus menjaga persatuan dan kesatuan menuju kejayaan masa depan yang penuh tantangan. Marilah kita menatap masa depan yang penuh ketidakpastian ini dengan iman dan ilmu. Dengan demikian, anak cucu sukses dalam era hidup global berisi kompetisi nasional, regional, dan internasional.

Sejatinya, supaya pertolongan Allah datang dan kita terlepas dari krisis berat yang melanda bangsa, kuncinya adalah keimanan, kerja keras, dan kejujuran. Hanya kepada manusia beriman pertolongan Allah akan datang dan melepaskan bangsa ini dari krisis. Yakinlah dengan segala upaya kita tanpa putus asa.

Kita patut bersyukur bahwa di kalangan tokoh-tokoh agama telah tumbuh kesadaran untuk melakukan "dialog antar agama". Selain dapat meredam dan menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi, dialog antar agama telah menunjukkan iktikad untuk membangun ukhuwah wathaniyah. Sebagai bangsa yang majemuk, sudah seharusnya perbedaan dan perselisihan yang terjadi diselesaikan dengan jalan dialog. Disisi lain, pertentangan antarumat beragama yang membawa perpecahan dan kekerasan merupakan kenyataan yang sungguh memprihatinkan. Sama menyedihkannya misi (dakwah) keagamaan yang menjelek-jelekkan agama lain dan umatnya, menghasut, membakar emosi umat untuk membenci bahkan menyerang umat agama lain. Permusuhan dan balas dendam adalah tanda betapa masyarakat kita masih mudah dipecah-belah, dan karena itu belum pantas disebut kembali sebagai bangsa agamais.

Seluruh tokoh dan umat semua agama seharusnya selalu mengajak untuk berkomunikasi, berinteraksi, berdialog, dan bekerja sama dalam tugas-tugas kemanusiaan dan kebangsaan yang kompleks dan menuntut kerja semua manusia, tanpa melihat perbedaan agama dan keyakinan.

Tidak ada lagi hasutan dan tuduhan yang diarahkan antarsesama anak bangsa. Kita semua harus menunjukkan keterbukaan pandangan dan keinginan untuk belajar, serta lebih memperhatikan masalah-masalah strategis: lapangan kerja, kemiskinan, dan rendahnya sumber daya manusia.

Tidak sepatutnya kita menunjukkan kesombongan religius, intoleransi, dan radikalisme. Kita justru harus bersatu menyelesaikan problem bangsa. Itu harus dimulai dari kita sendiri, umat Islam.(*)


Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar